Debus Gus Imm https://www.youtube.com/watch?v=fM9OaobjEw4
SUASANA agak ''mistis'' sangat terasa ketika memasuki gerbang
padepokan milik Imam Nabilah, 40, nama asli Gus Im. Di depan padepokan,
terdapat relief bergambar wali songo berkumpul di bagian kanan pintu
gerbang. Bagian kiri gerbang terdapat relief tulisan ayat-ayat Alquran.
Sementara
suasana religi juga menghiasi pintu gerbang yang terdapat tulisan Allah
dan Muhammad. Bagian atas gerbang bertuliskan nama padepokan yaitu
Padepokan Sirri Aladunni.
Sepi masih membalut padepokan yang
berada di Desa Kraton Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto pukul 10.00
kemarin. Dengan santai Gus Im atau yang sering pula dipanggil Mbah
Gimbal duduk di ruangan yang biasa digunakan menemui pasiennya.
''Ayo
silakan duduk, saya melanjutkan buat narasi dulu,'' sambutnya. Saat
ditemui, Gus Im sedang membuat sebuah video tentang aktivitasnya.
Kebetulan saat itu ia sedang berusaha mengarang narasi yang dituliskan
di sebuah kertas menggunakan spidol berwarna biru.
Di sela-sela
kesibukannya sebagai penasihat spritual, Gus Im memang pembuat video.
Kebanyakan video yang dibuatnya berisi tentang kisah perajalanan
karirnya di dunia paranormal.
''Saya sudah lama sekali
mengumpulkan benda pusaka keris. Awalnya sekitar tahun 1989,'' katanya
sembari memastikan letak duduknya. Memang, keris yang dikoleksi oleh Gus
Im bukanlah keris sembarangan. Hampir semua kerisnya, katanya, memiliki
kekuatan gaib. ''Ada isinya,'' lanjutnya tersenyum.
Gus Im lalu
menceritakan bagaimana cara dia mendapatkan keris dari mulai ritual
hingga cara-cara modern. Pernah dia ritual di Gua Gembyang. ''Setelah
ritual, saya mendapat tiga buah pusaka keris,'' ucapnya.
Keris
yang didapat dengan ritual yang dilakukannya bernama Tumbik Brodonoyo
dari Syailendra I, Luk 7 dan Carito Bungkem. ''Carito Bungkem dulu
pernah dibawa oleh Sunan Kali Jaga,'' terangnya.
Keris yang
dimiliki Gus Im memang banyak. Keris-keris tersebut dipajang di sebuah
galeri berukuran 7 x 5 meter. Selama hampir 20 tahun ia mengkoleksi
keris, kini ia telah memiliki keris berjumlah 760 buah berbagai ukuran.
Keris tersebut dipajang di seluruh tembok padepokannya.
Ukuran
keris terkecil yang dimiliki Gus Im berukuran 10 cm. ''Biasanya keris
ini untuk dibawa. Gunanya untk menjaga diri atau sebagai wibawa,''
terangnya.
Sedangkan untuk keris terpanjang, menurut Gus Im,
yaitu sepanjang 2,5 meter. ''Kalau keris panjang digunakan untuk menjaga
rumah,'' terang bapak dua anak ini.
Untuk mendapatkan keris
pusaka bukanlah sesuatu yang muadah. Sebagian keris yang dikoleksi Gus
Im didapatkan dengan cara ritual tertentu. ''Saya bernegosiasi (ritual,
Red) dahulu agar bisa mendapatkan keris. Kalau untuk tujuan yang baik,
pasti langsung diberikan,'' terang pria berambut panjang ini.
Atau,
Gus Im juga selalu berburu hingga pelosok-pelosok desa untuk
mendapatkan keris yang diinginkannya. ''Saya dibantu anak buah saya ke
pelosok-pelosok desa,'' ujarnya.
Setelah keris didapat, Gus Im
memberikan mahar kepada pemilik keris. Tidak tanggung-tanggung, Gus Im
bahkan rela mengeluarkan uang hingga jutaan rupiah.
Paling murah
keris miliknya di mahar senilai Rp 3 juta. Sedangkan ada pula seharga Rp 55 juta yang bernama Pusaka Kinata Emas. ''Pusaka itu terdapat
kandungan emas di dalamnya,'' ujarnya.
Selain berburu keris di
dalam negeri, Gus Im juga kerap berburu keris hingga mancanegara. ''Saya
pernah ke negara Malaysia untuk mendapatkan satu keris," katanya.
Gus
Im mengaku memiliki keris milik presiden pertama RI Soekarno. ''Nama
kerisnya bernama Cacing Kanil. Diletakkan di ujung tongkat
komando,''ujarnya. Menurutnya, banyak tokoh masyarakat yang datang
kepadanya untuk sekadar meminta keris.
Para tokoh tersebut
meminta keris kepadanya untuk menambah kewibawaan atau untuk karirnya.
Bahkan ada kerisnya yang pernah dipakai pejabat Pemkab Mojokerto saat
ada acara Grebeg Suro beberapa waktu lalu.
Setiap keris memiliki
bagian-bagian sendiri. Dari ujung bawah hingga atas, setiap bagian keris
memiliki nama-nama. Seperti Ganja (Gonjo) di bagian bawah,Lambe gajah
atau Bungkem, Sugukan, Greneng dan Pamor (motif yang terdapat pada
keris).
Untuk pemeliharaan, Gus Im selalu memandikan keris-keris
miliknya setiap satu bulan sekali. Bahkan beberapa keris ada yang harus
dimandikan pada saat-saat tertentu seperti hari Selasa kliwon.
''Tergantung jenis dan karakter keris tersebut, biasanya satu bulan
sekali dilakukan jamus atau dimandikan'' ujarnya.
Cara
memandikannya, menurut Gus Im, memang tidak sembarangan. Dengan melalui
ritual khusus, ia memandikan bagian-bagian keris dan mengoleskan dengan
minyak khusus.
Saking seringnya bergelut di dunia keris, Gus Im
mampu membedakan beberapa jenis keris berdasarkan asal mulanya. Keris
Majapahit atau yang disebut keris Tosan Aji, menurut Gus Im, memiliki
perbedaaan di bagian ujungnya. Keris Majapahit memiliki bentuk melingkar
atau melintir, keris Mataram berbentuk lurus sedangkan keris Pajajaran
memiliki lubang di ujungnya.
Gus Im mengaku berburu keris tidak
hanya sebagai pelengkap profesinya di dunia spiritual. Melainkan
bertujuan untuk melestarikan kebudayaan Majapahit yang menurutnya sudah
terlupakan. ''Ada juga yang membutukan keris untuk digunakan sebagai
kewibawaan, menaikkan pangkat, derajat dan sebagainya,'' katanya. (yr)